Sebelum Indonesia merdeka ada empat negara yang telah menjajah Indonesia, diantaranya adalah Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Akan tetapi Portugis tidak memberikan sistem yg banyak dikarenakan Belanda datang dan mengusir Portugis. Belanda yang menjajah hingga 350 tahun atau 3,5 abad telah menancapkan banyak sistem pemerintahan ekonomi di Indonesia.
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)
VOC adalah sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda, sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperialis lain seperti EIC yang dipunyai Inggris.
VOC mempunyai hak Octrooi, antara lain :
1. Hak mencetak uang
2. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai
3. Hak menyatakan perang dan damai
4. Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
5. Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja
Walaupun VOC mempunyai hak seperti itu, bukan berarti VOC mempunyai hak penuh atas perekonomian Hindia Belanda. Karena kenyataannya sejak tahun 1602, mereka hanya menguasai komoditi rempah rempah untuk memenuhi permintaan pasar, khususnya di Eropa. Untuk menjamin hak atas monopoli yang mereka terapkan, VOC telah menguasai kota kota dagang dan juga jalur jalur pelayarannya, akan tetapi VOC belum membangun sistem pasokan kebutuhan untuk kehidupan penduduk pribumi. VOC juga mempunyai peraturan peraturan untuk mendukung sistem monopolinya seperti verplichte leverentie atau kewajiban meyerahkan hasil bumi dan contingenten atau pajak hasil bumi. Selain itu, VOC membatasi tanaman yang boleh ditanam oleh penduduk, hal itu dilakukan agar harga rempah rempah di pasar tetap mahal, VOC juga mempunyai hak extirpatie yaitu pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peraturan. Semua itu dilakukan agar VOC dapat menambah isi kas negeri Belanda, karena dengan terwujudnya hal itu akan menambah kekayaan dan juga pamor di seluruh belahan dunia.
VOC bubar pada tahun 1975 karena dianggap tidak dapat mengeksplorasi kekayaan Hindia-Belanda, defisit kas dari VOC menunjukkan akan kegagalannya, semakin berkurangnya kas dari VOC antara lain disebabkan oleh :
· Korupsi yang dilakukan oleh pegawai VOC sendiri
· Pembagian dividen kepada para pemegang saham, walaupun kas defisit.
· Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar, terutama perang Diponegoro
· Penggunaan tentara sewaan menggunakan biaya yang tidak sedikit
Karena kegagalan yang telah dialaminya maka, VOC digantikan oleh Bataafsche Republiek. Tetapi Bataafsche Republiek tidak bertahan lama, karena mereka dihadapkan dengan keuangan yang sangat kacau. Selain karena perang yang sedang terjadi di Eropa, kebobrokan di bidang moneterpun menerpa Bataafsche Republiek karena blokade inggris akan impor perak. Sebelum Bataafsche Republiek berbenah akan kekacauan yang dialaminya, Inggris lebih dulu mengambil alih pemerintahan Hindia-Belanda.
Pendudukan Inggris (1811-1816)
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang sudah lama sekali diterapkan oleh belanda dengan menerapkan landrent (pajak tanah). Thomas Stamford Raffles berpikir bahwa sistem ini akan berhasil di Hindia Belanda karena sudah diterapkan di India dan berhasil. Dengan system ini juga maka masyarakat pribumi akan memiliki cukup uang untuk membeli barang barang produk Inggris ataupun yang diimpor dari India. Hal ini menunjukkan Imperialisme Modern yang menjadikan tanah jajahan tidak hanya sekedar untuk tujuan mengeksplorasi kekayaan alamnya, tetapi juga menjadikan tanah jajahan sebagai daerah pemasaran produk dari negeri penjajah.
Cultuurstelstel
Cultuurstelstel mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas inisiatif Van Den Bosch. Sejak sistem tanam paksa ini diberlakukan, pembudidayaan produk produk selain rempah rempahpun diperintahkan. Yaitu seperti kelapa sawit, gula, teh, karet, dan produk lainnya. Tujuan Belanda melakukan cultuurstelsel ini adalah untuk memenuhi berbagai komoditi permintaan pasar di dunia. Sistem ini sangat menguntungkan Belanda karena dengan keuntungan yang di dapat Belanda dapat langsung menggantikan kerugian akibat perang dengan napoleon di negeri kincir angin tersebut. Sebaliknya hal ini sangatlah merugikan penduduk pribumi.
Cultuurstelsel ini adalah penganti Landrent yang diterapkan oleh Inggris untuk memperkenlkan uang kepada penduduk pribumi. Masyarakat wajib menanam tanaman dan menjual hasilnya ke pemerintah dan dibayar dengan harga yang tentunta telah ditetapkan oleh pemerintah itu sendiri. Bagi masyarakat pribumi, sistem ini sangatlah menguras keringat dan juga darah mereka, karena sangatlah merugikan apalai sistem kerja rodi masih juga diberlakukan. Namun dari banyakya segi negatif yang ada sistem ini juga mempunyai segi poditif. Segi positifnya adalah, masyarakat pribumi mengenal tata car menanam tanaman ekspor yang bukan tanaman asli indonesia. Selain itu ekonomi uang yang masuk ke pedesaan meningkatkan taraf hidup mereka. Dan juga hal ini membuat tata cara hidup masyarakat berubah menjadi lebih komersial.
Pendudukan Jepang (1942-1945)
Terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi pada masa pemerintahan Jepang. Pemerintah militer Jepang menerapkan kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi untuk mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Karena pasokan makanan untuk militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menjadi prioritas utama, terjadilah bencana kekurangan pangan dan merosot tajamnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu Impor dan ekspor macet, sehingga selain kelangkaan pangan jug terjadi kelangkaan tekstil. Karena tekstil yang didapt adalah dari impor negara lain ke Indonesia.
0 comments:
Post a Comment